Kamis, 11 November 2010

MEWUJUDKAN PERDAMAIAN DI ACEH (ACEH PEACE)

Pengertian damai bagi sebagian orang hanya menggambarkan suatu keadaaan yang aman dalam kehidupan, terasa tentram, nyaman, dan sejahtera. Tetapi arti damai untuk masyarakat aceh adalah sangat luas sekali tidak hanya karna tertuang dalam memorial Mou di Helsinki.
Artinya jangan ada lagi kekerasan dan kekacauan dalam menjalani kehidupan, tidak lagi ada masalah-masalah yang memicu konflik, jika saya melihat beberapa tahun setelah Mou Helsinki dalam rentang waktu kedepan, apakah dapat diambil kesimpulan aceh ini sudah damai !
Beberapa kegiatan yang kami lakukan tema yang kami angkat Peace (damai) pesertanya mulai dari anak anak dan orang tua mengartikan damai di aceh itu hanya damai karna konflik saja. Waktu saya bertanya kepada salah satu mahasiswa arti damai itu menurut dia,” Perdamaian di aceh belum damai, damai hanya symbol, kedamaian itu ada apabila ada rasa saling percaya, tidak pernah merasa curiga atau mencurigai antar sesama baik itu lain suku dan ras, bekas musuh dan sesama teman.
Dalam mewujudkan kedamaian di bumi serambi mekah ini memang harus ada rasa saling percaya dan rasa saling menghormati, jangan ada unsur kepentingan (importance) masih ada unsur yang lain untuk ditanamkan dalam kehidupan masyarakat dalam mewujudkan perdamaian yang kita inginkan seperti keterbukaan, rasa tangung jawab, dan Pemimpin yang Bijak
Rasa Tangung Jawab
Damai dalam kehidupan ini bukan milik siapa-siapa tapi milik kita bersama, dan sudah menjadi tangung jawab kita bersama untuk menjaganya, dengan memiliki rasa tangung jawab terhadap perdamian maka kita wajib menjaganya demi gernasi kita yang damai (peace generation)
Keterbukaan
Dalam paradigma saya damai itu adanya unsur keterbukaan, dimana kita diminta untuk saling terbuka dalam setiap penyelesaian masalah yang terjadi. Tidak ada rasa untuk menutup-nutupi masalah yang ada, kita harus tetap terbuka dalam maslah apapun, rasa keterbukaan sesama individu ataupun sesama lembaga dan akan memudahkan dalam menemukan jalan keluar dari masalah-masalah yang ada pasca MoU Helsinki, dan harus tetap saling percaya dalam melakukan hal apapun.
Pemimpin
Pemimpin harus benar-benar bijak dalam menyelesaikan persoalan mendengarkan aspirasi masyarakat, hal ini sering terlihat dan menjadi perbedaan dari kegiatan yang dilaksanakan sehingga tidak tepat sasaran dan menimbulkan konflik antara mayarakat dengan pemimpin
Kebijakan-kebijakan yang dibuat jangan sampai menyakiti hati masyarakat, artinya jangan ada keterpihakan yang satu dengan yang lain, disinilah seorang pemimpin yang bijak kita perlukan, pemimpin yang bijak mampu menyelaraskan sebab dan akibat suatu keputusan yang diambilnya.
Unsur-unsur tersebut merupakan sebagai pununjang perdamaian dan demikian dengan ursur-unsur yang lain, impian damai harus kita wujudkan bersama menjadi kenyataan.


Peace

Minggu, 07 November 2010

RENUNGAN UNTUKMU

dalaM renungan Malam ini, takkan kurasakan artinya rinDu,
Oh Malam Apakah ada Hari yg Lebih Indah,
Oh Sang Fajar apakah kamu akan Memberi Petunjuk,
Aku tak inginKan ada Perpisahan dan tak ada kata pergi,
Tp aku tetap berdoa untukmu dan Semoga Ditemukan Kebahagianmu,
Tak satu Jua yg Memersatukan kita,
Ada Suatu antara kita yang dapat kumengerti,
Hanya Senyummu yang slalu membayang membuat ingin bertemu,
Tp itu adalah sebuah pilihan dan sebuah Kejujuran,
Hujan tak mampu memberi kesejukan hati kita
jikA kamu tak mampu lagi bercerita maka kita takkan pernah bersatu